Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian

Apa itu probability sampling?
Probability atau peluang merupakan suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi di masa mendatang. Probability juga diartikan sebagai harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa terjadi, di antara keseluruhan peristiwa yang meungkin terjadi.

Sampling adalah cara yang dilakukan untuk mengambil sampel. Cara pengambilan sampel ini harus dilakukan dengan tepat agar analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi.

Sugiyono (2015: 120) mendefinisikan “Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Berdasarkan penedapat tersebut dalam pengambilan sampel secara acak/random setiap unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang akan diambil, semata-mata didasarkan atas pertimbangan peneliti akan dapat dihindarkan, jika tidak sampel yang diambil tidak lagi memberikan peluang yang sama terhadap sampel yang lain.

Apa keuntungan dari pemiliahan probability sampling?
Ada beberapa keuntungan yang dapat dipertimbangkan dalam pengambilan sampel dengan probability sampling, yaitu; Derjat kepercayaan terhadap sampel dapat ditententukan; Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan; dan Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

Apa saja teknik probability sampling dan bagaimana cara menentukannya?
Teknik probability sampling meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).

1. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum.

Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada siswa dan bukan siswa, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana.

Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Bagaimana Cara Pengambilan Simple Random Sampling?
  1. Susun sampling frame,
  2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil,
  3. Tentukan alat pemilihan sampel, dan
  4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi.
Secara sederhana pengambilan sampel dari sejumlah populasi dapat dilihat seperti di bawah ini.
Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian

Untuk lebih jelasnya maka akan diberikan contoh pengambilan sampel sederhana berikut ini:

Misalkan diketahui sejumlah populasi, yaitu siswa kelas X yang berjumlah 200 orang siswa Hal tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi populasi di bawah ini:

Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian

Dari populasi di atas, misalkan peneliti ingin menggunakan penarikan sampel sebesar 40%. Jadi sampel dalam penelitian ini dapat dihitung seperti tabel di bawah ini:

Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian

Sedangkan cara yang digunakan untuk melaksanakan teknik random ini adalah dengan menggunakan cara undian yang pelaksanaannya dikemukakan oleh Hadari Nawawi (2005:152) sebagai berikut:

Cara undian dilakukan dengan memberikan kode pada unit sampling dalam keseluruhan populasi, kemudian setiap kode itu satu persatu dituliskan diatas potongan-potongan kertas yang sama besar dan jenisnya, lalu digulung. Semua kertas yang sudah digulung dan berisi kode tersebut kemudian di masukkan ke dalam satu wadah (misalnya: kaleng kosong atau yang sejenisnya). Setelah itu dikocok-kocok kemudian dilakukan penarikan satu persatu gulungan kertas tersebut sampai diperoleh  jumlah yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan.

2. Proportionate Stratified random Sampling
Digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.

Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran. Misalkan siswa dikelompokkan menjadi 3 strata (tingkatan), yaitu siswa kelas X, XI, dan XII. Dengan teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh siswa di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum siswa atas, siswa menengah, dan siswa bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak.

Bagaimana Cara Pengambilan Sampelnya?
  1. Siapkan sampling frame,
  2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki.
  3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, dan
  4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat menentukan secara proposional. Yang dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Misalnya, untuk stratum siswa kelas X (stratum I) terdapat 15 orang, siswa kelas XI (stratum II) ada 45 orang, dan siswa kelas XII (stratum III) ada 100 orang. Artinya jumlah seluruh siswa adalah 160, maka untuk stratum  I diambil (15 dibagi 160) dikali 100 sama dengan 9 siswa, stratum  II diambil (45 dibagi 160) dikali 100 sama dengan 28 siswa, dan stratum III diambil (100 dibagi 160) dikali 100 sama dengan 63 siswa. Cara tersebut dapat pula dilihat pada tabel di bawah ini:

Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian

Dari tabel di atas, maka sampelnya dapat diambil sebanyak 100 orang siswa dari ketiga stratum, untuk pengambilannya bisa dilakukan dengan cara acak yang proporsional.

3. Disproortionate Stratified Random Sampling
Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat menentukan secara tidak proposional. Jumlah dalam setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat sedikit. Misalnya saja, kalau dalam stratum siswa kelas atas (I) hanya ada 4 siswa, maka peneliti bisa mengambil semua siswa dalam stratum tersebut, dan untuk siswa tingkat menengah (II) ditambah 5, sedangkan siswa tingkat bawah (III), tetap 63 orang. Tabel pengambilan sampel bisa dilihat seperti tabel di bawah ini:

Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian

Dari tabel di atas, maka sampelnya dapat diambil sebanyak 100 orang siswa dari ketiga stratum, untuk pengambilannya bisa dilakukan dengan cara acak yang tidak proporsional.

4. Cluster random sampling (Area Sampling)
Teknik ini paling sering dipergunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian eksperimen bidang pendidikan, terutama apabila jumlah populasi terlalu banyak. Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B: perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen. Cluster random sampling pengambilan sampelnya berbeda dengan teknik pengambilan sampel yang lain, yaitu dilakukan dengan acak kelompok, bukan acak individu. Misalnya, dalam sekolah terdapat 6 kelas untuk kelas X. Dalam setiap kelas terdapat banyak siswa dengan karakteristik berbeda pula. Beda jenis kelaminnya, beda tingkat kemampuanya, dan perbedaan-perbedaan lainnya.

Peneliti dapat mengambil sampel dari 6 kelas tersebut sebanyak 1, 2, 4, dan 6 kelas sesuai dengan keperluan peneliti. misalkan peneliti ingin melakukan penelitian eksperimen bidang pendidikan dengan bentuk quasi-eksperimen pola nonequivalent pretest-postest group design, maka peneliti bisa mengambil 1 kelas secara utuh, tanpa ada subjek/siswa yang terabaikan untuk dijadikan sampel atau diberikan perlakuan.

Bagaimana cara pengambilan sampelnya?

  1. Susun sampling berdasarkan gugus (dalam kasus di atas, elemennya ada 6 kelas),
  2. Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel,
  3. Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak, dan
  4. Teliti setiap siswa yang ada dalam gugus sampel.

Berikut ini contoh  populasi yang akan diambil sampelnya  dengan teknik cluster random sampling:

Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian

Dari distribusi populasi di atas, peneliti ingin mengambil sampel sebanyak 2 kelas, yang nantinya akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan random (acak) diperoleh sampel yaitu kelas X AK1 dan kelas X AK2 yang masing-masing jumlah siswanya adalah 41 orang siswa. Berikut disajikan data sampel penelitannya:

Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian

Untuk menentukan mana yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat dilakukan berdasarkan nilai rata-rata kelas, kelas yang nilai rata-ratanya rendah bisa digunakan untuk kelas eksperimen dan kelas yang nilai rata-ratanya lebih tinggi antara kedua kelas tersebut bisa diambil untuk kelas kontrolnya. Jadi dapat ditentukan kelas X AK2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X AK1 sebagai kelas kontrol.

Sumber:
Jakni, 2016. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hadari Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Alfabeta.

No comments for "Cara Menentukan Probability Sampling dalam Penelitian"