Hakikat Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment and Satisfaction)

Hakikat Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment and Satisfaction)
Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment and Satisfaction) hakekatnya merupakan sebuah model pembelajaran yang terdiri atas lima komponen model pembelajaran ARIAS, yaitu Assurance (percaya diri), Relevance (relevansi), Interest (minat/perhatian), Assessment (penilaian/evaluasi) dan Satisfaction (penguatan).

Model pembelajaran ini dapat dijadikan sebuah alternatif bagi guru untuk melaksanakan sebuah kegiatan pembelajaran yang baik, alasannya model pembelajaran ARIAS dirancang berdasarkan teori-teori belajar. Alasan lainnya yang disampaikan oleh Iif Khoiru (dalam Ahmadi, 2011: 74) bahwa “Model pembelajaran ARIAS memungkinkan untuk menggunakan berbagai macam strategi, metode, dan atau media pembelajaran”. Misalnya menggunakan metode NHT (Numbered Heads Togeteher), metode TGT (Teams Games Tournament), metode Talking Stick, metode Tanya Jawab, dan lain-lain.

Selain itu, penggunaan berbagai media inovatif dalam model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment and Statisfaction) dimaksudkan untuk menunjang aspek minat dan kesenangan siswa. Kolaborasi antara strategi, metode dan media pembelajaran inilah yang membuat penerapan pembelajaran ARIAS di kelas menjadi sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan serta memuaskan siswa. (Rahman dan Amri, 2014: 54).

Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment and Statisfaction) merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) yang dikembangkan oleh Keller dan Kopp pada tahun 1987 sebagai upaya merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (espectancy) agar berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Berawal dari kedua komponen tersebut, pembelajaran kemudian dikembangkan oleh Keller menjadi empat komponen. Keempat komponen tersebut adalah Attention, Relevance, Confidence dan Satisfaction dengan akronim ARCS.

Model pembelajaran ARCS ini dinilai sangat menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur (Bohlin, 1987: 11-14). Namun ada sedikit kelemahan yang diketahui, yaitu tidak ada unsur evaluasi (assessment) pada model pembelajaran ini. Padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam sebah kegiatan pembelajaran.

Namun demikian pada model pembelajaran ini ditambah tahap Assessment. Assessment merupakan salah satu aktivitas evaluasi pendidikan yang perlu dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa yang selanjutnya dapat membimbing siswa dalam pengalaman belajarnya. Assessment dapat dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Mengingat pentingnya Assessment dalam pembelajaran, maka model pembelajaran ARCS dimodifikasi yaitu dengan menambahkan komponen Assessment pada model pembelajaran tersebut.

Dengan modifikasi tersebut, model yang digunakan mengandung lima komponen yaitu, Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction dan Assessment. Modifikasi juga dilakukan dengan pengantian nama Confidence menjadi Assurance, dan Attention menjadi Interest karena kata-kata tersebut bersinonim. Untuk memperoleh akronim yang lebih baik dan bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction (Rahman dan Amri, 2014: 55). Dengan mengambil huruf awal dari masing-masing komponen menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim.

Sumber: Rahman dan Amri. 2014. Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif dalam Teori dan Paktik untuk Menunjang Penerapan Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya

No comments for "Hakikat Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment and Satisfaction)"