Upaya Menurunkan Kecanduan Game Online Melalui Konseling Kelompok

Upaya Menurunkan Kecanduan Game Online Melalui Konseling Kelompok
Pengertian Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling. Adapun pengertian konseling kelompok menurut Rahman (2003 : 64) adalah “Suatu layanan yang diberikan kepada sekelompok individu guna mengatasi masalah yang relatif sama, sehingga individu tidak mengalami hambatan untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki”. Wibowo (2005: 18) mendefinisikan “Konseling kelompok adalah suatu proses interpersonal yang dinamis yang menitik beratkan (memusatkan) pada kesadaran berfikir dan tingkah laku, melibatkan fungsi terapeutis, berorientasi pada kenyamanan, ada rasa saling percaya mempercayai, ada pengertian, penerimaan, dan bantuan”. Konseling kelompok menurut pengertian di atas adalah suatu proses antar pribadi yang berpusat pada kesadaran berfikir dan tingkah laku dengan menggunakan fungsi terapi yang ada pada realita dengan adanya rasa saling mempercayai, saling pengertian, adanya penerimaan dan bantuan antar pribadi. Jadi, dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu layanan yang dilakukan oleh konselor kepada sekelompok individu yang sedang mengalami masalah untuk menyelesaikan permasalahannya agar tidak menghambat potensi yang dimiliki individu.

Konseling kelompok memiliki tujuan untuk mengembangkan diri, memecahkan permasalahan yang dialami oleh individu, terhindar dari masalah serta permasalahan dapat segera terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain. Menurut Sukardi (2008: 68) tujuan konseling kelompok, yaitu : “a) Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak. b) Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebaya. c) Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok. d) Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok”. Tujuan-tujuan itu diupayakan melalui proses dalam konseling kelompok. Pemberian dorongan (supportive) dan pemahaman melalui reedukatif (insight-reeducative) sebagai pendekatan yang digunakan dalam konseling, diharapkan klien dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Tujuan operasionalnya disesuaikan dengan masalah klien, dan dirumuskan secara bersama-sama antara klien dengan konselor.

Tahapan Konseling Kelompok
Tahapan konseling kelompok dapat dituliskan oleh Latipun (2006: 188) yang membagi tahapan konseling kelompok: 
  1. Prakonseling: pembentukan kelompok.
  2. Tahap I : tahap permulaan (orientasi dan ekplorasi).
  3. Tahap II : tahap transisi.
  4. Tahap III : tahap kerja kohesi dan produktivitas
  5. Tahap IV : tahap akhir (konsolidasi dan terminasi)
  6. Tindak lanjut dan evaluasi.

Adapun penjelasan dari tahap-tahap layanan konseling kelompok adalah sebagai berikut:
1. Prakonseling : Pembentukan Kelompok 
Tahap ini merupakan tahap persiapan pelaksanaan konseling kelompok. Pada tahap ini terutama pembentukan kelompok, yang dilakukan dengan seleksi anggota dan menawarkan program kepada calon peserta konseling sekaligus membangun harapan kepada calon peserta. Dalam konseling yang dipandang penting adalah adanya seleksi anggota. Klien yang dimasukkan sebagai anggota dalam konseling itu diseleksi terlebih dahulu untuk diadakan konseling kelompok yang akan membahas masalah kecanduan game online.

2. Tahap I : Tahap Permulaan (Orientasi dan Eksplorasi)
Pada tahap ini mulai menentukan struktur kelompok, mengeksplorasi harapan anggota, anggota mulai belajar fungsi kelompok, sekaligus mulai menegaskan tujuan kelompok. Setiap anggota kelompok mulai mengenalkan dirinya dan menjelaskan tujuan atau harapannya. Pada tahap ini deskripsi tentang dirinya masih bersifat superficial (permukaan saja), sedangkan persoalan yang lebih tersembunyi belum diungkapkan pada fase ini. Kelompok mulai membangun norma untuk mengontrol aturan-aturan kelompok dan menyadari makna kelompok untuk mencapai tujuan. Peran konselor pada tahap ini membantu menegaskan tujuan untuk kelompok dan makna kelompok untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini anggota kelompok diajak untuk bertanggung jawab terhadap kelompok, terlibat dalam proses kelompok, mendorong klien agar berpartisipasi sehingga keuntungan akan diperoleh. Secara sistematis, pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah perkenalan, agenda (tujuan yang ingin dicapai) norma kelompok dan penggalian ide dan perasaan. Jadi pada tahap permulaan ini anggota memulai menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Selain klien mulai memperkenalkan satu sama lain, klien mulai memiliki rasa saling percaya. Tujuan selanjutnya adalah menjaga hubungan berpusat pada kelompok dan tidak berpusat pada ketua, mendorong komunikasi dalam iklim yang saling penerimaan dan saling memberi dorongan, membantu memiliki sikap toleran diantara anggota kelompok terhadap perbedaan dan memberikan reinforcement untuk masing-masing anggota.

3. Tahap II : Tahap Transisi
Pada tahap ini diharapkan masalah yang dihadapi masingmasing klien dirumuskan dan diketahui apa sebab-sebabnya. Anggota kelompok mulai terbuka, tetapi sering terjadi pada fase ini justu terjadi kecemasan, resistensi, konflik, dan bahkan ambivalent tentang keanggotaannya dalam kelompok, atau enggan jika harus membuka diri. Tugas-tugas pemimpin kelompok adalah mempersiapkan mereka bekerja untuk dapat merasa memiliki kelompoknya. 

4. Tahap III : Tahap Kerja Kohesi Dan Produktivitas
Jika masalah yang dihadapi oleh masing-masing anggota kelompok diketahui, langkah berikutnya adalah menyusun rencanarencana tindakan. Penyusunan tindakan ini disebut pula produktivitas (productivity). Kegiatan konseling kelompok terjadi yang ditandai dengan membuka diri lebih bebas, menghilangkan defensifnya, terjadinya konfrontasi antar anggota kelompok, modeling belajar perilaku baru, terjadi transferensi. Kohesivitas mulai terbentuk, mulai belajar bertanggung jawab, tidak lagi mengalami kebingungan. Anggota merasa bebas dalam kelompok, mendengar yang lain dan terpuaskan dengan kegiatan kelompok.

5. Tahap IV : Tahap Akhir (Konsoliditas Dan Terminasi) 
Anggota kelompok mulai mencoba melakukan perubahan-perubahan tingkah laku dalam kelompok. Setiap anggota kelompok memberi umpan balik terhadap yang dilakukan oleh anggota yang lain. Umpan balik ini sangat berguna untuk pebaikan (jika diperlukan) dan dilanjutkan atau diterapkan dalam kehidupan klien jika dipandang telah memadai. Karena itu implementasi ini berarti melakukan pelatihan dan perubahan dalam skala yang terbatas. Terjadi mentransfer pengalaman dalam kelompok untuk kehidupan yang lebih luas. Jika ada klien yang memiliki masalah dan belum terselesaikan pada fase sebelumnya, pada fase ini harus diselesaikan. Jika semua peserta merasa puas dengan proses konseling kelompok, maka konseling kelompok dapat diakhiri. Kegiatan anggota kelompok yang paling penting dalam tahap penghentian adalah untuk merefleksikan pengalaman dimasa lalu, memproses kenangan, mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari, menyatakan perasaan yang bertentangan, dan membuat keputusan kognitf.

6. Setelah Konseling : Tindak Lanjut Dan Evaluasi
Setelah berselang beberapa waktu, konseling kelompok perlu dievaluasi. Tindak lanjut dilakukan jika ternyata ada kendala-kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Mungkin diperlukan upaya perbaikan terhadap rencana-rencana semula, atau perbaikan terhadap cara pelaksanaannya. Pada saat kegiatan setelah konseling atau pada tindak lanjut dan evaluasi, dalam hal ini kegiatan dilanjutkan dengan pemberian media yang akan digunakan dalam mereduksi kecanduan game online yaitu berupa media cetak (leaflet), media komputer power point, dan pemutaran film sebagai pemantap dan penambah wawasan anak dalam kegiatan layanan konseling kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap konseling kelompok sangat perlu dilakukan agar pelaksanaan konseling kelompok dapat berjalan dengan lancar. Tahapan konseling kelompok ini akan dilakukan pada saat melakukan konseling kelompok di sekolah dengan pembahasan menurunkan kecanduan game online.

Konseling Kelompok untuk Menurunkan Kecanduan Game Online
Konseling kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada sekelompok individu guna mengatasi masalah yang relatif sama, sehingga individu tidak mengalami hambatan untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki. Konseling kelompok merupakan sumber pertolongan untuk mengatasi masalah, dalam hal ini adalah tingginya tingkat kecanduan game online pada siswa. 

Konseling kelompok untuk menurunkan kecanduan game online dapat dilakukan dengan teknik-teknik konseling kelompok menurut Wills (2004: 15), yaitu sebagai berikut:
  1. Teknik diskusi - Taknik ini diikuti oleh bebrapa anggota seperti kelas siswa. Dipimpin oleh guru atau siswa yang cerdas.
  2. Dinamika kelompok - Dinamika  kelompok,  jumlah  anggota  paling  banyak  8-10  orang. Proses diskusi berjalan dinamik, artinya setiap orang bebas mengemukakan pendapat  atau  mendiskusikannya. Pada umumnya dinamika kelompok mempunyai topik bersama.
  3. Ceramah - Ceramah, tujuannya adalah agar dapat membantu anggota untuk mengubah perilakunya dalam memecahkan persoalan hidup. Biasanya ceamah di ikuti dengan diskusi agar pemahaman anggota lebih mendalam.
  4. Program homeroom - Program homeroom, adalah suatu program kelompok yang direkayasa pemimpin  kelompok agar tercipta suasana seperti di  rumah, yaitu bebas, terbuka, santai, dan blak-blakan. Dengan demikian para anggota dapat mengemukakan aspirasi dan kecemasannya secara bebas dan tanpa merasa takut dimarahi.
  5. Sosiodrama - Sosiodrama, adalah metode kelompok dengan menggunakan media drama sosial atau kehidupan nyata di masyarakat yang sesuai masalah yang dihadapi para anggota.
  6. Psikodrama - Psikodrama,  yaitu  suatu  metode  kelompok  dengan  menggunakan suatu media drama kejiwaan yang menyentuh sehingga berdampak positif bagi perubahan perilaku anggota kelompok. Lamanya psikodrama lebih kurang sepuluh menit.
  7. Karyawisata - Karyawisata, metode kelompok ini sangat bermakna bagi para anggota yang mengalami stress karena kelamaan proses belajar atau bekerja. Dengan berwisata akan tejadi pelepasan energi yang lelah, cemas, dan duka.
  8. Metode tugas - Metode tugas, dengan pemberian tugas bersama atau kelompok, akan terjalin kerjasama, setia  kawan, persahabatan, dan juga uneg-uneg yang kurang disenangi dengan cara bebas. Tugas tersebut  berupa pekerjaan tangan, menggambar bersama, dan observasi.
Beberapa teknik di atas, tidak semuanya akan digunakan dalam kegiatan konseling kelompok dalam upaya menurunkan kecanduan game online. Oleh sebab itu akan dipilih teknik yang digunakan dalam konseling kelompok yaitu teknik dinamika kelompok atau yang lainnya, tergantung kemampuan anda dalam menerapkan teknik tersebut. 

Teknik dinamika kelompok disini digunakan karena setiap anak yang mengikuti proses konseling kelompok bebas mengemukakan pendapat atau mendiskusikannya secara bersama,  pada  umumnya  dinamika kelompok juga mempunyai topik secara bersama melalui hasil dari kuesioner yang diberikan kepada setiap anak dengan tinggi presentase anak yang mengalami kecanduan  game online, dan jumlah anggota yang mengikuti kegiatan konseling kelompok dengan teknik dinamika kelompok cukup sederhana yaitu  paling banyak sekitar 8-10 orang.

No comments for "Upaya Menurunkan Kecanduan Game Online Melalui Konseling Kelompok"