PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian dan Karakteristik)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dewasa ini sering diperbincangkan khususnya di Indonesia. Pada tahun 1980 merupakan tonggak awal sejarah mulai diperkenalkannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indonesia, sejak saat itu pula Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mulai dipelajari dan dikembangkan untuk meningkatkan profesional guru, (Jakni, 2017: 1). Selengkapnya (Sejarah Lahirnya Penelitian Tindakan Kelas). PTK memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hopkins (Wiriaatmadya, 2007: 11), mengatakan bahwa PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil telihat dalam sebuah proses perbaikan pembaikan dan perubahan. Dari pernyataannya tersebut sangat jelas bahwa guru adalah pihak yang sangat berkepentingan dengan pelaksanaan PTK.

Kemmis dan Taggart (1988), menyatakan PTK sebagai bentuk refleksi diri kolektif yang didahulukan oleh para partisipan dalam situasi sosial dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, rasionalitas, keadilan pada persoalan sosial, atau praktik pendidikan. Dalam hal ini yang menjadi partisipan adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat. Dengan demikian PTK sangat penting dan memiliki peran yang sangat strategis dalam kaitannya dengan pengmbangan kurikulum, profesi, program sekolah, perencanaan, dan kebijakan sekolah.

Pengertian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa inggris Classroom Action Research (CAR), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di dalam kelas oleh guru itu sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan khususnya pembelajaran dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut, sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Para ahli juga memberikan pendapat tentang pengertian dari Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:

Zainal Aqib (2009: 18) mengemukakan bahwa "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga kata, yaitu Penelitian, Tindakan, dan Kelas. Ketiga kata tersebut dapat diartikan seperti: Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Sedangkan Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahamai secara luas oleh umum dengan "ruang tempat guru mengajar". Kelas bukan wujud ruangan tetapai sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat kerja di lab, lapangan olah raga, workshop, dan lain-lain. 

Paizaluddin dan Ermalinda (2015:6) mengemukakan bahwa "Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian kelas tersebut". 
Suharsimi Arikunto (2010:4) mengemukakan bahwa "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencerminan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan". 

Sarwiji Suwandi (2011:12) mengemukakan bahwa "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencerminan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa".  

David Hopkins (1993:1) "Classroom Research is a form of reflactive study conducted by the actor to incrase the stability of rational actions in carrying out the duties and deepen understanding of the condition in any practical learning". Artinya  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.  

Tim PGSM (dalam Jakni, 2017: 4) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilaukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam emlaksankan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

Wina Sanjaya (2010:25) menyatakan secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah suatu pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis artinya proses penelitian harus dilakukan secara bertahap dari mulai menyadari masalah sampai proses pemecahannya melalui teknik tertentu untuk ditarik kesimpulan. Empiris artinya kerja peneliti harus didasarkan pada data-data tertentu. Terkontrol artinya suatu kerja penelitian haurus didasarkan pada prosedur yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil temuan peneliti yang diperoleh. Tindakan dapat diartikan sebagai perlakukan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan unmtuk memperbaiki kenerja yang dilaukan oleh guru. Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlansung.
Baca Juga:

Apa yang Menjadi Karakteristik dari PTK

Suatu jenis penelitian ilmiah pasti memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan penelitian lain. begitu juga halnya dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Richard Winter (1996) ada enam karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu (1) kritik reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5) susunan jamak. dan (6) internalisasi teori dan praktik. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan secara singkat karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut:

1. Kritik Refleksi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan.

2. Kritik Dialektis
Kritik dialektis diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap:
  • Konteks; berhubungan secara menyeluruh yang merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas, dan
  • Struktur kontradisi internal, maksudnya di balik unit yang jelas memungkinkan adanya kecendrungan mengalami perubahan meskipun suatu yang berada di balik unit tersebut bersifat stabil.
3. Kolaboratif
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan hadirnya suatu kerja sama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya. Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber data. Hal demikian dikarenakan pada hakiatnya kedudukan peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi.

Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung. Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya, sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang muncul. Untuk itu, peneliti akan bersikap bahwa tidak ada sudut pandang dari seseorang yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu masalah secara tuntas dan mampu dibandingkan dengan sutu pandang yang berasal dari berbagai pihak.

Namun demikian memperoleh berbagai pendangan dari pada kolaborator, peneliti tetap sebagai figur yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk menentukan apakah sudut pandang dari kolaborator dipergunakan atau tidak. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa fungsi kolaborator hanyalah sebagai pembantu di dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, bukan sebagai yang begitu menentukan terhadap pelaksanaan dan berhasil tidaknya penelitian.

4. Resiko
Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya (a) melesetnya hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi. Selanjutnya, melalui keterlibatan dalam peroses penelitian, aksi peneliti kemungkinan akan mengalami perubahan pandangan karena ia menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangna dari para kolaborator dan selanjutnya menyebabkan pandangannya berubah.

5. Susunan Jamak
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasi atau kolaboratif. Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok suapaya bersifat komprehensif. Suatu contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajar mengajar, situasinya harus meliputi paling tidak guru, siswa, tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran, interaksi belajar mengajar, lulusan atau hasil yang dicapai, dan sebagainya.


6. Internalisasi Teori dan Praktik
Menurut pandangan para ahli Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bahwa antara teori dan praktik bukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi. Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian konvensional yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya sehingga keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama.

Sumber : Jakni. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Jakni. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.

Paizaluddin dan Ermalinda. 2015. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Bandung Alfabeta.

Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.

No comments for "PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian dan Karakteristik)"